Yah
begitulah. Hati manusia siapa yang tahu? Orang tu kalau udah jatuh cinta,
bawaannya halu mulu. Di baikin dikit disangkanya perhatian. Diperhatiin dikit
disangkanya ada ketertarikan. Eh ternyata emang dari sananya aja dianya udah
baik, perhatian lagi sama sesama. Nggak cuma kamu aja. Ada sapi, pohon pisang,
bahkan rumput di jalan. Haduh makhluk sosial berhati nurani dan berbudi pekerti
luhur.
Terus udah gitu kitanya kepikiran setiap saat. Di suatu waktu tiba-tiba kita
tersadar bahwa maksud dari perhatian ataupun ucapannya ternyata bukan seperti
yang kita sangka awalnya. Auto malu dah tuh. Akward banget. Pen nangis rasanya.
Iya nggak?
Nah salah siapa? Siapa suruh berekspektasi tinggi-tinggi hingga lupa diri?
Bukannya sakit hati, malu lah sama diri sendiri. Akhirnya apa? Mengutuk diri
sendiri bodoh. Memikirkan hal yang tidak perlu seperti 'aduh gimana nih kalau
ketemu? Kan malu. Mau ditaruh dimana nih muka aing.' Padahal ya belum tentu
dianya tahu bahwa kita merasa malu akibat salah paham yang kita buat sendiri.
Sedihnya hati. Huhu.
Apa-apa itu jangan asal-asalan yang akhirnya melukai hati. Jangan asal 'aku
bahagia'. Kalian pasti pernah dengar kalimat ini. 'Banyak kepala lebih baik
dari pada satu'. Hmmm paham nggak?
Last nih. Pokoknya jangan PD dulu dengan apa-apa. Pikir matang-matang agar
tidak salah langkah sebab masuk selokan itu memalukan wkwk. (*apasih)
Jangan sampai keinginan yang menyenangkan nantinya mendatangkan penyesalan.
Lihat diri ini mampu atau tidak. Pantas atau tidak. Ini bukan pesimis ya tapi
maksudnya realistis.
Dan lagi satu. Jangan sampai keinginan yang menggebu membutakan kamu hingga
akhirnya merasa malu bahkan pilu.
Eh satu lagi. Jangan jadi menyedihkan hanya lantaran berharap dengan
seseorang. Sebaik-baik tempat bergantung meminta segala sesuatu adalah dengan
Tuhan.
Last (maap ye)
Punya harapan itu baik. Tapi harapan tak mendasar hanya membuat hati
menjadi berhalusinasi.
See you ya...
-yourlove-