Jumat, 22 April 2022

Hari Bumi

 

Bumi. Sebuah objek kecil dibagian semesta. Sebuah bulatan yang menggantung entah dimana tepatnya. Ia diam. Mengambang. Tidak terbang. Tidak pula tenggelam.

Bumi. Tempat berbagai keajaiban terjadi. Tempat berbagai binatang menawan berdiri. Tempat beraneka ragam tumbuhan yang seolah mustahil untuk diteliti. Tempat dimana orang-orang yang kita kasihi, sayangi, cintai. Tempat dimana kita saling mengisi, saling mengasihi, saling menyayangi, saling memaki, hingga saling membenci. Dan mungkin sekali, tempat dimana sesuatu bersinergi dalam satu ilusi yang bahkan kita tidak ketahui
?

Sejarah menjadi bukti. Bagaimana bumi telah melewati berbagai peristiwa yang amat luar biasa.
Kepunahan devon akhir, kepunahan permian-triasic, sampai kepunahan trias-jurassic.

Kau tidak kasihan? Ia telah begitu banyak memberikan kehidupan. Memberi seluruh kehangatan. Pengabdian. Kesetiaan. Semua yang kau butuhkan.

Tapi apa yang telah kau berikan? Penebangan secara liar? Pengeboran minyak yang tak tahu aturan? Pembakaran hutan? Pencemaran lingkungan? Buang sampah sembarangan? Perburuan liar? Pemunahan satwa langka?

Oh tidak.

Please, jangan egois. Jangan jadi hedonis. Kau tidak memikirkan masa depan? Jadi sebenarnya apa sih yang ada dipikiran? Makanan? Hiburan? Atau jangan-jangan.....aku?
😁

Bisa kita renungkan bersama. Setiap hari kita sakiti bumi. Penebangan pohon secara liar. Pembakaran hutan. Buang sampah sembarangan. Dan apalagi? Kalian tahu sendiri. Setiap hari disakiti, dianiaya, dikhianati, dicurangi, siapa yang tahan coba?

Akibatnya bumi mungkin sedikit kesal. Sehingga dia membagikan apa yang dia punya kepada kita secara berlebihan. Agar kita sadar. Air. Pasir. Batu. Dan apa lagi? Seolah ingin lebih dihargai, disayangi, dicintai. Dia bahkan rela menyakiti bagian dari diri sendiri. Seperti meletusnya gunung berapi? Kalian paham? Udaranya. Pohon-pohonnya. Sungainya.

Tapi seringkali kita tak pedulikan ia. Yang penting adalah bagaimana aku bisa bahagia. Itu egois namanya.

Kita hidup bukan untuk hari ini. Bukan untuk diri sendiri. Besok bagaimana nasib keturunan kita? Mereka akan menempati bumi yang bagaimana? Sudah tua, tak berdaya pula. Tak ada tumbuhan-tumbuhan unik nan langka yang bisa mereka lihat langsung. Mungkin barangkali sekedar ilalang pun mereka tidak tahu. Apalagi sampai memegangnya.

Tidak bisa melihat memegang secara langsung hewan-hewan lucu yang menggemaskan. Hewan-hewan langka yang sangat sedikit di dunia. Seperti
kejadian dua jerapah putih ditembak mati. Apa salah mereka coba? Manusia mana yang tega berbuat seperti itu untuk kepentingan pribadi? Sungguh menyedihkan! Terlebih lagi bagaimana dengan generasi berikutnya?

Mereka hanya tahu melalui hologram barang kali. Tak pernah melihatnya secara langsung.

Bagaimana kalau mereka menuntut kita kelak? Dimintai pertanggung jawaban. Apa yang akan kita lakukan?

Karena kitalah mereka tidak bisa menikmati bumi yang begitu asri. Karena kitalah mereka kehilangan kesempatan untuk mengelus punggung seekor gajah. Atau bahkan kehilangan kecoa sekalipun.

Ini tidak adil buat mereka. Mari sama-sama tinggalkan bumi yang sehat untuk generasi berikutnya.

The wor
ld is awaking up! And change is coming. Suka ataupun tidak.

 

-yourlove-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ini Bukan Aku

 "Terlalu mudah kagumi terang. Coba, kalau berani kenali gelapnya" Itu adalah salah satu tulisan dalam buku Kamu Terlalu Banyak Be...