Bumi. Sebuah objek
kecil dibagian semesta. Sebuah bulatan yang menggantung entah dimana tepatnya.
Ia diam. Mengambang. Tidak terbang. Tidak pula tenggelam.
Bumi. Tempat berbagai keajaiban terjadi. Tempat berbagai binatang menawan
berdiri. Tempat beraneka ragam tumbuhan yang seolah mustahil untuk diteliti.
Tempat dimana orang-orang yang kita kasihi, sayangi, cintai. Tempat dimana kita
saling mengisi, saling mengasihi, saling menyayangi, saling memaki, hingga
saling membenci. Dan mungkin sekali, tempat dimana sesuatu bersinergi dalam
satu ilusi yang bahkan kita tidak ketahui?
Sejarah menjadi bukti. Bagaimana bumi telah melewati berbagai peristiwa yang
amat luar biasa. Kepunahan devon akhir, kepunahan permian-triasic,
sampai kepunahan trias-jurassic.
Kau tidak kasihan? Ia telah begitu banyak memberikan kehidupan. Memberi seluruh
kehangatan. Pengabdian. Kesetiaan. Semua yang kau butuhkan.
Tapi apa yang telah kau berikan? Penebangan secara liar? Pengeboran minyak yang
tak tahu aturan? Pembakaran hutan? Pencemaran lingkungan? Buang sampah
sembarangan? Perburuan liar? Pemunahan satwa langka?
Oh tidak.
Please, jangan egois. Jangan jadi hedonis. Kau tidak memikirkan masa depan?
Jadi sebenarnya apa sih yang ada dipikiran? Makanan? Hiburan? Atau
jangan-jangan.....aku?😁
Bisa kita renungkan bersama. Setiap hari kita sakiti bumi. Penebangan pohon
secara liar. Pembakaran hutan. Buang sampah sembarangan. Dan apalagi? Kalian
tahu sendiri. Setiap hari disakiti, dianiaya, dikhianati, dicurangi, siapa yang
tahan coba?
Akibatnya bumi mungkin sedikit kesal. Sehingga dia membagikan apa yang dia
punya kepada kita secara berlebihan. Agar kita sadar. Air. Pasir. Batu. Dan apa
lagi? Seolah ingin lebih dihargai, disayangi, dicintai. Dia bahkan rela
menyakiti bagian dari diri sendiri. Seperti meletusnya gunung berapi? Kalian
paham? Udaranya. Pohon-pohonnya. Sungainya.
Tapi seringkali kita tak pedulikan ia. Yang penting adalah bagaimana aku bisa
bahagia. Itu egois namanya.
Kita hidup bukan untuk hari ini. Bukan untuk diri sendiri. Besok bagaimana
nasib keturunan kita? Mereka akan menempati bumi yang bagaimana? Sudah tua, tak
berdaya pula. Tak ada tumbuhan-tumbuhan unik nan langka yang bisa mereka lihat
langsung. Mungkin barangkali sekedar ilalang pun mereka tidak tahu. Apalagi
sampai memegangnya.
Tidak bisa melihat memegang secara langsung hewan-hewan lucu yang menggemaskan.
Hewan-hewan langka yang sangat sedikit di dunia. Seperti kejadian dua
jerapah putih ditembak mati. Apa salah mereka coba? Manusia mana yang tega berbuat seperti
itu untuk kepentingan pribadi? Sungguh menyedihkan! Terlebih lagi bagaimana
dengan generasi berikutnya?
Mereka hanya tahu melalui hologram barang kali. Tak pernah melihatnya secara
langsung.
Bagaimana kalau mereka menuntut kita kelak? Dimintai pertanggung jawaban. Apa
yang akan kita lakukan?
Karena kitalah mereka tidak bisa menikmati bumi yang begitu asri. Karena
kitalah mereka kehilangan kesempatan untuk mengelus punggung seekor gajah. Atau
bahkan kehilangan kecoa sekalipun.
Ini tidak adil buat mereka. Mari sama-sama tinggalkan bumi yang sehat untuk
generasi berikutnya.
The world is awaking up! And change is coming. Suka ataupun tidak.
-yourlove-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar