Rabu, 07 Mei 2025

Problem Solving With You


Guyssss! umm sebenernya kan aku rasa macam malas nak buat hal ini lagi. But rasanya ini adalah satu-satunya hal yang bisa aku lakukan? Ah!

Absen sini siapa yang tidak punya masalah? Pasti setiap hal akan menyebabkan masalahnya sendiri. Setiap keputusan datang dengan konsekuensi. Tapi bukan itu yang akan aku sampaikan. Aku punya temen, super duper baik, cerdas, dan masih banyak yang lainya yang tidak bisa aku sebutkan. Ini yang aku dapat dari dia tentang problem solving itu sendiri. Dan just in case if you don't trust me :) ini beneran real dan ngaruh di aku sedikit banyak.

Dulu aku ada problem. Sekarang juga sih xixi, but okayy I'm good! nah makanya aku mau berbagi, barang kali ada seseorang di luar sana yang sedang dilanda kebingungan tentang pilihan-pilihan yang didapatkan, aku harap kalian tetap baik, tidak pusing lagi, dan bahkan segera menemukan jawaban terbaiknya. Jadi aku mulai dari sini.

Sebelum kita berfokus pada solusinya ini langkah-langkah yang harus diperhatikan terlebih dahulu (eh jadi teks prosedur AHAHA)

  1. Uraikan masalah
  2. Aware terhadap diri sendiri
  3. Buat rincian, buat skala prioritas, dan kemukakan alasannya

Baik yang pertama kenapa cara kita memandang masalah itu sendiri menjadi penting? Ibaratnya nih kalau kita salah membaca peta, bukannya sampai tujuan, yang ada malah semakin menambah masalah. Tambah bingung, tambah tidak tahu arah wkwk makanya masalah juga seperti itu. Baca masalahnya, petakan, tandai intinya, lalu simpulkan. Jadi aku bermasalah di bagian yang mana dari sekian banyak. Kalian harusnya, aku yakin kalian paham.

Selanjutnya kenapa kita perlu menyadari, dengan sadar, melihat diri sendiri? ya karena yang paling tahu juga diri sendiri bukannya orang lain, orang lain itu hanya memberi bantuan ya ges ya, makanya dengan melihat masalah diri sendiri lebih dalam, kita akan mampu buat memilah dan memilih mana hal-hal yang mendesak dan mana yang benar-benar bermasalah. Sadari betul dirimu, apa sih sebenarnya masalah mu?

Lanjutannya ya itu, nomor 3 sudah jelas dan itu poinnya sih. Nah habis itu coba tanyakan pertanyaan ini kepada diri sendiri (btw ini dia yang tanya ya, aku cuma menyampaikan ulang)

'itu tu hal yang kamu mau atau yang kamu butuhkan?'

Gimana bingung? (gapapa ges, namanya juga manusia heheh) jadi ges kebingungan tu muncul dari ketidaktahuan, nah ketidaktahuan ini berawal dari kurangnya informasi yang didapet (kata dia juga)

Bener apa bener saudara? jadi sampe sini apa yang harus dilakuin? betul! cari banyak informasi yang relevan! sedalam-dalamnya. Contoh kalo aku nih begini. Misal aku menjumpai dua pilihan yang sangat sulit. Rasanya dua-duanya penting tapi aku enggak bisa buat menggenggam keduanya sekaligus, nah yang aku lakuin adalah aku tulis kedua pilihan itu, aku cari semua plus minusnya dari masing-masing pilihan, bahkan sampai resikonya sekaligus. Lalu lagi-lagi, hal ini tu memang yang aku butuhkan atau inginkan? jadi perlu disadari juga terkait dengan hal-hal yang memang kamu butuhkan atau hanya sekedar keinginan (aku seharusnya bisa sih nulis lebih terkait keinginan dan kebutuhan itu sendiri, masalahnya obrolan atau diskusi kamu pun sampai sekarang belum bisa dilanjut lagi heuuu :())

Orang-orang merasa tertekan ketika diberikan pertanyaan tentang sesuatu yang tidak mereka ketahui. Kenapa bisa demikian? ya karena rasa tertekan itu muncul sebab enggak tahu jawabannya. Coba kalau tahu pasti beda cerita kan?

Udah sih aku baru dapet itu. Bagiku, hal di atas beneran membantu meringankan masalahnya. Mungkin tidak dengan segera menemukan solusi tapi dengan masalah menjadi ringan bukankah itu juga sebuah pencapain? setidaknya kita lebih mantab dengan langkah apa yang harus diambil kedepannya :)

Last nih sebagai bonus (kalo udah ada lanjutannya aku share lagi deh xixixi) aku kasih tahu kata-kata mutiara dari orangnya langsung!

'kita tidak bisa ngatur komentar orang lain tapi yang kita bisa kendaliin ya diri kita sendiri'

'masalah tentu bakal terus berdatangan, tapi jika kita salah dalam memberikan sikap atas masalah tersebut, malah bakal jadi lebih parah masalahnya'

Fighting!

 

Sabtu, 03 Mei 2025

Ini Terpaksa! (Tidak Jadi)

Sementara, masih ada waktu luang aku mau tetap menulis apa yang aku pikirkan, yang aku rasakan, yang aku pelajari. Huh! Sebenarnya guys aku beneran enggak tahu apa yang harus aku tulis saat ini, jadi go with the flow? idk! aku nyimpen rekaman hal yang mungkin akan berguna buat kita semua tapi durasinya 2 jam lebih! kek oh tidak telingaku! terlalu lama kan? yang setuju harus komen xixi.

Jadi halo! aku masih sehat, bugar, baik, cantik juga hehehe :)) berapa minggu enggak update sih? (ih sok banget dah!) langsung aja ah, karena aku terpaksa nulis ini! keburu lupa! hal yang dapat diusahakan manusia. Kita semua berusaha. Cuma mungkin orang lain tidak melihatnya. Kita semua mencoba. Cuma orang lain tidak melihatnya. 'Alah kamu mah kurang usaha aja' like heloo... kesel kan kalo dibilang kek gitu (kok tahu?) iya soalnya kadang aku korban, kadang pelaku AHAHA maaf ya temen-temen aku hehe. Tapi nyatanya kita memang tidak dapat melihat diri sendiri. Kata orang Jawa tuh 'metani' artinya mencari (cmiiw) biasanya dulu yang punya kutu rambut pasti sering di 'petani' bacanya petani bukan petani eh. Duh, harap-harap orang lain akan paham. Nah maksut metani itu sendiri tuh mencari kutu, kutu kan hama makanya perlu di basmi, caranya dengan minta tolong sama orang lain buat mencarikan lalu kita basmi. Kita kan enggak bisa metani diri sendiri? sama tahu kaya kekurangan diri, sulit banget menemukannya kan? tapi kalau lihat di orang lain kek ada aja kurangnya wkwk. Nah begitulah. Boleh jadi orang lain itu memang melihat bahwa kita tidak atau kurang berusaha. Kadang kan ya, aku sendiri, kita barangkali terlalu takut untuk jujur kepada diri sendiri. Kek seolah kita hanya tidak mau disalahkan. Itulah gusy kan namanya pov berbeda-beda.

Tapi kadang memang ada hal-hal yang diluar kontrol kita. Mau seberusaha apa pun kalau belom jodoh mau gimana? Makanya menjadi berat, cepat sedih, muram, gampang menyerah, itu karena kita merasa bisa melakukan apa-apa sendiri, padahal ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Usaha kita itu hanya bagian dari salah satunya. Astaga aku teh bingung banget heuu, enggak ke konsep samsek. Tapi aku paksa.

Fine kita katakan, 'aku beneran udah lakuin segalanya tapi kok gada hasil sama sekali?' wait wait wait (sebenernya soal ini aku baru aja belajar hehe, yang lebih paham boleh sharing ya ges ya) gimana ya aku agak sulit menyusun katanya. Look, kalo dipikir ulang, sebenarnya kita memberikan batasan kepada diri sendiri. See, batasku cuma segini makanya aku merasa kek memberikan usaha yang udah maksimal. Hasil? Kadang kidding emang. Tapi kan yang mau aku tanyakan bahwa manusia, sebenernya tidak punya batasan? atau memang harus menembus batasan itu sendiri? Mungkin agak kontra dengan kalimat bahwa manusia punya kemampuan yang terbatas? atau ada hal-hal yang memang memerlukan batas dan ada pula yan benar-benar tanpa batas (aku beneran nanya itu ges, dengan nada lembut dan penuh keingintahuan heheh) tapi kan kalo soal usaha, aku pikir gini ya, orang yang punya motivasi kuat, arah tujuan jelas, dia tidak akan menyerah (salah satu faktor aja sih) rasanya dia tidak membatasi usahanya sendiri? sebelum bener-bener achieve maksudnya) tapi kan kita manusia juga? ada saat-saat di mana rasanya beneran udah lelah dan lakukan yang terbaik but ada hal yang lebih besar yang berhak atas itu. Maksudku Tuhan kita semua. Takdir itu nyata. Tapi tolong bedakan antara pasrah dan berserah (tidak, konteksnya bukan ini) jadi lagi-lagi, syukur itu beneran perlu, perlu diadakan :0 belajar cukup, ada hal-hal yang emang bukan urusan kit. Bukan milik kita, bukan hak kita.

Last but not least, ikhtiar semaksimalnya, tawakal itu harus. Tapi syukur masih tetap di atasnya?

cmiiw :) bai-bai, jumpa lagi! oh aku ada link nih, saja nak orang tahu wkwk, new skill unlocked (?) dih AHAHAHA

http://shopee.co.id/zinurius'sthingshere 







 

 

Ini Bukan Aku

 "Terlalu mudah kagumi terang. Coba, kalau berani kenali gelapnya" Itu adalah salah satu tulisan dalam buku Kamu Terlalu Banyak Be...