Senin, 14 September 2020

Cara Terhindar Dari Rasa Ingin Menyerah

 Give up? Buat apa?

Setiap air yang menetes, dalam pengetahuan Tuhan. Setiap daun yang berguguran, dalam pengetahuan Tuhan.

Dia Maha Tahu. Semua ini, dalam jangkauannya-Nya. Sekecil apapun benda, Dia tahu. Semuanya. Termasuk perasaanmu.

Kau rasa senang, sedih, kecewa, putus asa, rasa ingin menyerah. Segala hal Dia tahu.

Dia tahu betapa besar usahamu untuk bangkit kembali setelah jatuh. Seberapa besar putus asa mu saat semua tak sesuai dengan rencanamu. Seberapa tertekan kamu dalam bekerja, seberapa lelahnya kamu dalam belajar, Dia tahu.

Kau sudah berjalan jauh. Sayang kan kalau berhenti di tengah? Mau mundur sia-sia, mau maju pun seolah percuma. Jadi bolehkah aku berkata, sudah terlambat untuk menyerah. Kau sudah sampai disini, kenapa dulu tak menyerah lebih dini?

Pernah bilang. Setiap bintang mempunyai orbitnya sendiri. Begitupun kamu. Ada jalannya sendiri.

Ingat dong tujuan awalmu apa sampai melakukan hal-hal ini? Ingat dong perjuangan mu sampai ke titik ini? (Eh, atau malah sudah mengakhiri sebelum memulai?)

Kalau lelah ya istirahat. Kalau capek silahkan berhenti sejenak.

Kita perlu mengisi ulang energi kita untuk perjalanan yang tidak lagi mudah. Tidak peduli seberapa lama kamu perlu mengisi energi, intinya kamu akan berjalan kembali. Tidak berhenti hingga apa yang menjadi tujuan awalmu itu terpenuhi.

Ingin ke rumah tetangga saja kadang tersandung kayu di jalan. Jatuh di selokan. Atau terpeleset air hujan. Kan? (Ada yang lain? Wkwkwk)

So kawan. Ingat tujuan awal.

Kalau menyerah emang buat apa? Usaha yang telah kamu lakukan selama ini buat apa? Sekedar coba-coba?

Kalian tahu bayi? Waktu belajar jalan ia pernah jatuh. Tahu bagaimana rasanya jatuh, tapi ia tetap mencoba lagi. Karena apa? Ia tahu bagaimana bahagianya meraih pencapaian yang besar berkat usahanya sendiri. Ia tahu bagaimana rasanya berdiri di puncak gunung yang tinggi, diatas kaki sendiri.

(Yuk muncak😂
)

Last : Ada banyak jalan menuju Roma.

YOU CAN DO IT!!

3 komentar:

Ini Bukan Aku

 "Terlalu mudah kagumi terang. Coba, kalau berani kenali gelapnya" Itu adalah salah satu tulisan dalam buku Kamu Terlalu Banyak Be...