Selasa, 06 September 2022

Warna Warninya Hidup


WARNA WARNINYA HIDUP

Sering kehidupan memberi banyak hal kepada kita untuk diajarkan. Namanya kehilangan, ditinggal orang tersayang, gaduh dengan teman, tak akur dengan rekan kerja. Itulah semua cobaan dan pengajaran.

Jangan anggap terlalu serius pula. Nanti malah jadi duri pada hati kita sendiri. Simpan waktu dan tenaga kita hanya untul hal-hal kebaikan. Yang berlalu itu sudah lepaskan. Kita manusia harus bergerak maju. Sesekali boleh lihat masalalu sebagai pengingat bahwa ternyata saya pernah dijalan itu dan saya tahu hal itu berakibat kurang baik pada diri saya sendiri. Jangan jatuh di lubang yang sama.

Dengar, semua orang inginkan hidup yang menyenangkan. Tapi perlu diingat bahwa selama kita hidup di dunia, masalah-masalah itu akan datang silih berganti. Bukannya Tuhan inginkan kita terluka, tapi Tuhan inginkan kita lebih kuat itu saja. Semua ada pengajaranya.

Anggap saja, jika kamu menginginkan warna ungu tetapi ditempat kamu hanya ada merah dan biru, jangan panik jangan tegang. Campur saja keduanya. Warna baru akan muncul. Maksudnya kita dapat membuat jawaban kita sendiri dengan memanfaatkan beberapa hal yang telah kita punya. Hanya karena tidak punya sesuatu atau tidak punya jawaban dari permasalahan itu sendiri, bukan berarti itu adalah akhir segalanya. Tarik nafas sejenak, lihat sekitar kita dengan modal coba-coba, kita akan mampu menciptakan sesuatu yang baru. Jawaban baru. Gabungan-gabungan kemungkinan dirangkai menjadi satu. Siapa yang tahu lewat hal itu akan menjadi jalan keluaru? Maksudnya ayo coba lagi. Temukan hal-hal indah bersama.

Kemudian apabila hari-hari mu dirasa kekurangan warna, warnai sendiri jangan manja. Buat warna mu sendiri apalagi jangan tunggu orang lain bagi. Coba saja. Kamu tidak punya warna hijau. Punyanya warna kuning dan biru. Campurkan keduanya dan lihat apa yang terjadi. Hey sekarang kamu punya warna hijau!

Itulah. Terkadang hal-hal disekitar kita akan sangat berguna. Akan memungkinkan mendatangkan warna-warna baru. Tergantung bagaimana kita mngolah, menyikapi, dan memanfaatkannya. Coba saja dulu. Kau tidak akan benar-benar tahu akhir seperti apa yang mungkin terjadi kalau tidak mencobanya sendiri. Hal itu akan terus membayangimu entah sampai kapan.

Ayo lakukan! Coba saja! Buat peluang sebanyak yang kita bisa, dan kemudian temukan lebih banyak warna dalam hidup. Pengalaman adalah guru terbaik!

‘Tapi saya takut. Bagaimana jika hasilnya buruk setelah mencoba?’

Eh eh. Semua hal bisa diperbaiki (kecuali emang yang tidak bisa wkwk) warna hitam akan lebih cerah jika ditambahkan warna putih. Tambal semua warna yang suram dengan banyak warna yang menyenangkan. Beberapa hal akan berubah. Mau tidak mau, cepat atau lambat. Pasti ada perubahan.

Last. Ingat ada kata-kata yang saya dengan entah dari mana, tidak ada keberanian tanpa rasa takut.

Gimana? Coba komen dong 😊 thank you tau sebab sudi baca hihi.

Jumat, 22 April 2022

Hari Bumi

 

Bumi. Sebuah objek kecil dibagian semesta. Sebuah bulatan yang menggantung entah dimana tepatnya. Ia diam. Mengambang. Tidak terbang. Tidak pula tenggelam.

Bumi. Tempat berbagai keajaiban terjadi. Tempat berbagai binatang menawan berdiri. Tempat beraneka ragam tumbuhan yang seolah mustahil untuk diteliti. Tempat dimana orang-orang yang kita kasihi, sayangi, cintai. Tempat dimana kita saling mengisi, saling mengasihi, saling menyayangi, saling memaki, hingga saling membenci. Dan mungkin sekali, tempat dimana sesuatu bersinergi dalam satu ilusi yang bahkan kita tidak ketahui
?

Sejarah menjadi bukti. Bagaimana bumi telah melewati berbagai peristiwa yang amat luar biasa.
Kepunahan devon akhir, kepunahan permian-triasic, sampai kepunahan trias-jurassic.

Kau tidak kasihan? Ia telah begitu banyak memberikan kehidupan. Memberi seluruh kehangatan. Pengabdian. Kesetiaan. Semua yang kau butuhkan.

Tapi apa yang telah kau berikan? Penebangan secara liar? Pengeboran minyak yang tak tahu aturan? Pembakaran hutan? Pencemaran lingkungan? Buang sampah sembarangan? Perburuan liar? Pemunahan satwa langka?

Oh tidak.

Please, jangan egois. Jangan jadi hedonis. Kau tidak memikirkan masa depan? Jadi sebenarnya apa sih yang ada dipikiran? Makanan? Hiburan? Atau jangan-jangan.....aku?
😁

Bisa kita renungkan bersama. Setiap hari kita sakiti bumi. Penebangan pohon secara liar. Pembakaran hutan. Buang sampah sembarangan. Dan apalagi? Kalian tahu sendiri. Setiap hari disakiti, dianiaya, dikhianati, dicurangi, siapa yang tahan coba?

Akibatnya bumi mungkin sedikit kesal. Sehingga dia membagikan apa yang dia punya kepada kita secara berlebihan. Agar kita sadar. Air. Pasir. Batu. Dan apa lagi? Seolah ingin lebih dihargai, disayangi, dicintai. Dia bahkan rela menyakiti bagian dari diri sendiri. Seperti meletusnya gunung berapi? Kalian paham? Udaranya. Pohon-pohonnya. Sungainya.

Tapi seringkali kita tak pedulikan ia. Yang penting adalah bagaimana aku bisa bahagia. Itu egois namanya.

Kita hidup bukan untuk hari ini. Bukan untuk diri sendiri. Besok bagaimana nasib keturunan kita? Mereka akan menempati bumi yang bagaimana? Sudah tua, tak berdaya pula. Tak ada tumbuhan-tumbuhan unik nan langka yang bisa mereka lihat langsung. Mungkin barangkali sekedar ilalang pun mereka tidak tahu. Apalagi sampai memegangnya.

Tidak bisa melihat memegang secara langsung hewan-hewan lucu yang menggemaskan. Hewan-hewan langka yang sangat sedikit di dunia. Seperti
kejadian dua jerapah putih ditembak mati. Apa salah mereka coba? Manusia mana yang tega berbuat seperti itu untuk kepentingan pribadi? Sungguh menyedihkan! Terlebih lagi bagaimana dengan generasi berikutnya?

Mereka hanya tahu melalui hologram barang kali. Tak pernah melihatnya secara langsung.

Bagaimana kalau mereka menuntut kita kelak? Dimintai pertanggung jawaban. Apa yang akan kita lakukan?

Karena kitalah mereka tidak bisa menikmati bumi yang begitu asri. Karena kitalah mereka kehilangan kesempatan untuk mengelus punggung seekor gajah. Atau bahkan kehilangan kecoa sekalipun.

Ini tidak adil buat mereka. Mari sama-sama tinggalkan bumi yang sehat untuk generasi berikutnya.

The wor
ld is awaking up! And change is coming. Suka ataupun tidak.

 

-yourlove-

Selasa, 15 Maret 2022

Kita dan Kamera

 

Haiiiiii I am back. Pa kabar?

Well belakangan ini aku menemukan sudut pandang baru tentang sesuatu. Aku pikir akan berguna jadi aku akan membagikannya dengan kalian. Aku masih membaca buku judulnya The Things You Can See Only When You Slow Down karya Haemin Sunim.

…. Kita dikelilingi momen-momen indah, katanya.

Aku belakangan mengobrol banyak hal dengan teman-teman tengtang berbagai macam perasaan. Perasaan bahagia, perasaan sedih, gelisah, ketakutan, dan segala macamnya. Ngomong-ngomong soal perasaan, siapa sih di dunia ini yang gak pernah merasakan perasaan semacam di atas. Umumnya semua orang merasakannya. Bahagia, sedih, kecewa, dan segala macamnya. Mereka pernah. Jadi kalau di pikir lagi itu semua hal wajar. Bukan masalah besar. Bahagia, sedih, dan apapun itu. Okelah kalau perasaan bahagia tidak dikeluhkan. Tapi bagaimana perasaan-perasaan yang lain? Yang sifatnya negatif? Ya, kita sering mengeluh.

Ketika perasaan negatif itu memenuhi jiwamu seolah yang kau rasakan hanya hal-hal buruk yang terjadi di sekelilingmu. Padahal tidak. Bukan seperti itu. Itu hanya perasaanmu. Yang namanya perasaan itu sifatnya sementara. Tidak selamanya. Aku yakin kalian pasti pernah merasakan cinta tapi tiba-tiba berubah menjadi benci. Pernah merasakan kebahagiaan yang begitu besarnya namun tiba-tiba hilang entah kemana. Marah juga sama, menguap begitu saja. Jadi santai aja dengan perasaan yang datang. Jangan berlebihan, karena itu hanya sementara dan tidak selamanya. Jadi Ketika kita merasa sangat sedih dan yang terjadi hanya hal-hal buruk disekitar kita, kita hanya perlu membuka mata sedikit lagi melihat sekitar kita. Semua tidak selalu hal buruk. Hanya kita saja yang menolak untuk melihatnya. Seperti kamera, ia akan fokus kepada hal yang diinginkan pemiliknya. Sedikit kesulitan aku menyampaikan hal ini karena memang aku sendiri susah merangkai kata hingga membuat orang-orang paham. Tapi mari kita lihat tulisan Haemin Sunim di BAB 1 halaman 32 di bawah ini.

“Suatu keluarga berjalan di antara daun-daun yang berguguran. Sang ayah menggendong puteranya yang berusia lima tahun, dan anak itu menghujani ayahnya dengan kecupan. Sang ibu melihatnya dengan senyum di wajah. Jika kita mau mengambil waktu untuk memandang sekeliling, kita akan sadar bahwa kita dikelilingi momen-momen indah”

-yourlove-


 

Rabu, 09 Maret 2022

Cara untuk menjadi lebih bahagia

 Reason why.

Sedikit berbincang mengenai kehilangan. Apa yang biasanya dirasakan ketika kehilangan? Ketika ditinggal orang-orang tersayang? Keluarga? Pasangan? Atau bahkan mantan?

Sedih bukan? Kecewa? Ya it's okay. Nggak papa. Biasanya kalau sedih maupun kecewa kita butuh pelampiasan kan? Boleh tahu dong apa yang biasa kalian lakukan ketika sedang sedih atau kecewa.
(tulis di komen).

Tapi bentar deh. Apa sih alasan sebenarnya seseorang merasa sedih? Kecewa?
Bang iddin kata reason why seseorang merasa sedih kecewa karena kita tidak bisa terima apa yang hadir dan terjadi dalam kehidupan kita.

Waktu itu kita akan tak tenang, sedih, kecewa, dan akhirnya kita pun mulai mempertanyakan kenapa, kenapa, dan kenapa. Akibatnya kita butuh sesuatu untuk melampiaskan emosi kita. Dipikirnya mungkin boleh jadi dengan melampiaskan emosi dapat setidaknya melepaskan kesedihan dan kekecewaan. (Bener sih. Eh apa enggak?)

Mostly, orang akan melampiaskan emosinya melalui media sosial (moon maap kalau-kalau salah) post di ig, facebook, twitter, bagi di story whatssap, ig dan lainnya. Darinya kita berharap menemukan sedikit banyak orang yang peduli dengan kita. Berharap mereka mengerti namun sebenarnya tidak mengerti.

Namun disaat tidak ada yang menanggapi, peduli, kita semakin kecil hati. Semakin merasa terasing dan tersisih barang kali? Kenapa dunia tak peduli?

"Ah rupanya tidak ada yang peduli. Apakah aku hantu dalam kuali?"

Semakin dirasakan, perlahan kita mulai menyalahkan keadaan. Hati tak tenang, makan tak sedap, minum teh manis rasa air tawar. Semua serba tak enak.

Sebab itulah kita harusnya lebih bijak dalam melakukan sesuatu. Pikir ulang dulu. Termasuk memilih tempat untuk mengadu. Sudah berulang kali lah mendengar ungkapan bahwa patah hati paling disengaja adalah berharap pada manusia. Kan?

Boleh lah sekali dua kali mengadu pada manusia. Untuk menemukan sedikit solusi. Barang kali. Tapi lama-lama mereka pasti bosan juga.

'Udah biasa, paling cuma cari sensasi. Males lah ladenin orang lebay kaya gitu. Membuang-buang waktu'. Nah lo kalau sampai mereka ngomong gitu kita bisa apa coba. Padahal kan bener kita sedang bermasalah. Ye kan?

Tapi lain dengan Tuhan. Semakin kita mengadu, semakin Dia suka. Saat dunia seolah meninggalkanmu ketahuilah bahwa Tuhan selalu ada buat mu. Selalu mengerti kamu. Dan tidak akan pernah meninggalkanmu.

Dia mungkin rindu. Ingin memelukmu. Mendengar keluh kesahmu. Ingin lebih dekat denganmu. Sebab Dia sayang kamu. (For your information gaes, aku juga sayang kalian
)

So jangan salah mengadu. Semua itu ada tempatnya.

Malam raya identik dengan petasan
Banyak bintang bagaikan titik
Kalau saya boleh berpesan
Berilah saya kritik

 

-yourlove-

Ini Bukan Aku

 "Terlalu mudah kagumi terang. Coba, kalau berani kenali gelapnya" Itu adalah salah satu tulisan dalam buku Kamu Terlalu Banyak Be...